GAMBARAN PERUBAHAN BERAT BADAN PASIEN BEDAH SEBELUM DAN SETELAH BEDAH DI IRNA-A RS DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA

Main Article Content

Liviana -
S. R. Wahyuningrum

Abstract

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa baik di dalam dan luar negeri dijumpai  50% pasien di ruang rawat bedah mengalami kurang gizi, penyembuhan luka bedah lama, mudah kena infeksi dan timbul komplikasi. Penelitian di RSCM tahun 1989 melaporkan 51,4% pasien bedah digestif mengalami gizi kurang berdasarkan lingkar lengan atas (LLA) dan 20% gizi buruk berdasarkan Creatinin Height Index (CHI), tahun 1997 dijumpai 37% pasien bedah mayor digestif mengalami gizi kurang dan tahun 2000 diperoleh data 28,5% pasien bedah mayor mengalami gizi kurang, penurunan berat badan dan nilai serum albumin. Penurunan berat badan pasien dapat menjadi tanda adanya asupan makanan yang kurang. Penurunan berat badan yang terjadi rata-rata sebesar 24% dari berat badan sebelum bedah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perubahan status gizi pasien bedah di IRNA-A RS. Dr. Cipto Mangunkusumo berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT). Penelitian ini dilakukan secara purposive sampling berdasarkan kriteria: pasien dewasa dengan lingkup bedah urologi, tumor, ortopedi, gigi dan mulut serta bedah plastik yang dapat dilakukan penimbangan berat badan (BB) dan pengukuran tinggi badan (TB), bersedia menjadi responden dalam penelitian, tidak memiliki komplikasi penyakit non bedah dan tidak menjalani kemoterapi sebelum maupun setelah bedah. Lama pengamatan adalah 16 hari kerja dari bulan Februari – Juli 2005. Berdasarkan kriteria tersebut didapatkan 18 responden yang terdiri dari 7 laki-laki (38,89%) dan 11 perempuan (61,11%). Sebagian besar berumur 35-44 tahun yaitu 10 orang (55,55%) dengan umur termuda 18 tahun dan tertua 50 tahun. Berdasarkan lingkup bedah terbanyak adalah bedah tumor 10 orang (55,55%), disusul urologi 4 orang (22,22%), bedah plastik 2 orang (11,1%), ortopedi/ tulang 1 orang (5,56%), gigi dan mulut 1 orang (5,56 %) dan dengan tingkat kesukaran bedah mayor 10 orang (55,55%), medium 7 orang (38,89 %) dan khusus 1 orang (5,56%). Dari hasil penelitian tidak ditemukan perubahan status gizi setelah bedah, namun berdasarkan perubahan BB setelah bedah didapatkan 13 orang (72,22%) mengalami penurunan BB antara 0,1 – 1,9 kg dan 5 orang (27,77%) mengalami kenaikan BB antara 0,2 – 0,6 kg. Penurunan BB terbanyak terjadi pada responden bedah tumor yaitu 61,53%. Rata-rata asupan Energi responden sebelum bedah adalah 1700 Kalori dibandingkan dengan rata-rata kebutuhan 2000 Kal, asupan Energi ini dikategorikan baik (85%), sedangkan rata-rata asupan Protein sebelum bedah adalah 47 g (71%) yang ternyata masih kurang dari kebutuhan rata-rata yaitu 66 g. Sedangkan rata-rata asupan Energi setelah bedah adalah 1400 Kal (64%) kurang dari rata-rata kebutuhan 2200 Kal dan rata-rata asupan Protein setelah bedah juga masih kurang yaitu hanya 35 g (53%) dari kebutuhan rata-rata yaitu 66 g. Disarankan bahwa pemberian dukungan gizi perlu diperhatikan pada pasien bedah terutama bedah tumor dan urologi serta perlu dilakukan pemantauan asupan Energi dan zat gizi sebelum dan setelah bedah.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
GAMBARAN PERUBAHAN BERAT BADAN PASIEN BEDAH SEBELUM DAN SETELAH BEDAH DI IRNA-A RS DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA. (2023). TEMU ILMIAH NASIONAL PERSAGI, 1, 218-223. https://www.tin.persagi.org/index.php/tin/article/view/159
Section
3. SIMPOSIA TIN PERSAGI 2005 - Gizi Klinik dan Dietetik

How to Cite

GAMBARAN PERUBAHAN BERAT BADAN PASIEN BEDAH SEBELUM DAN SETELAH BEDAH DI IRNA-A RS DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA. (2023). TEMU ILMIAH NASIONAL PERSAGI, 1, 218-223. https://www.tin.persagi.org/index.php/tin/article/view/159

References

Afiati, Hildah, Gambaran Pelaksanaan Asuhan Gizi Rawat Inap Olh Ahli Gizi / Asisten Ahli Gizi Ruangan Perjan RSCM. Jakarta: Karya Tulis Ilmiah Poltekkes Jakarta II Jurusan Gizi. 2004.

Arkanda, Sumitro Ringkasan Ilmu Bedah. Jakarta: P.T. Bina Aksara. 1989.

Bailey, Hamilton, Ilmu Bedah Gawat Darurat. Edisi II. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 1992.

Beck, Mary E. Ilmu Gizi dan Diet Hubungannya Dengan Penyakit-Penyakit Untuk Perawat danm Dokter. Yayasan Essentia Medica. 2000.

Djiteng, Roedjito, Kajian Penelitian Gizi. Disi 1. Jakarta: Mdyatama Sarana Perkasa. 1989.

Daldiyono, Abdul Razak. Cetakan 1. Kapita Selekta Nutrisi Klinik seri 1. Jakarta: Pernepari. 1998.

Hill. G.L. Buku Ajar Nutrisi Bedah. Jakarta: Farmedia. 2000.

Instalasi Gizi Perjan RSCM dan AsDI. Pnuntun Diet. Edisi Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2004.

Junadi, Purnawan, dkk. Kapita Selekta Kedoktran. Edisi II. Jakarta: Penerbit Media Asculapius FKUI. 1982.

Notoatmodjo, Soekidjo, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2002.

Philippi, Benny dan Juned, Arjono, Nutrisi Enteral Dalam Bedah.Cermin Dunia Kedokteran. 2002.

Price, Sylvia. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: Penerbit Dunia Kedokteran EGC. 1995.

Sabiston, Buku Ajar Bedah Bagian 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1992.

Schrock, Theodore, Ilmu Bedah. Edisi 7. Jakarta: Penerbit Dunia Kedokteran EGC. 1995.

Sjamsuhidayat, R dan Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Dunia Kedokteran EGC. 1997.