PERKEMBANGAN ILMU GIZI DAN TANTANGANNYA BAGI PROFESI GIZI

Main Article Content

Soekirman -

Abstract

Sejak awal berkembangannya di tahun 400-an SM sampai diakuinya gizi sebagai ilmu pengetahuan di abad ke-19 sampai sekarang, ilmu gizi mengalami banyak tantangan terutama dalam aplikasinya. Perkembangan ilmu gizi diawali dengan pendapat Hipocrates (460-360 SM) bahwa makanan adalah satu-satunya obat untuk menyembuhkan penyakit, yang oleh Johnson dan Merolli (2003) sebagai Era Naturalis dalam sejarah perkembangan ilmu gizi. Kemudian memasuki era analisa kimia oleh Bapak ilmu kimia dan ilmu gizi dunia Antoine Laurent Lavoisier di abad ke-18, diikuti dengan era biologi dengan penemuan protein, asam amino dan vitamin di abad ke-19 dan 20. Memasuki abad ke 21 ilmu gizi memasuki era gizi selluler dan gizi genetic (nutrigenomic) dengan rekayasa genetika yang menghasilkan berbagai jenis makanan dengan berbagai kelebihannya dalam segi produksi, daya tahan terhadap hama penyakit, penampilan, dan nilai gizi.
Makalah ini menguraikan pengaruh dari perkembangan ilmu gizi terhadap aplikasinya dalam menghadapi masalah gizi di negara berkembang. Dengan menggunakan teori pendulum Martorell dan kawan-kawan (2000) dari Lembaga Penelitian Gizi Dunia di Guatemala (INCAP). Selama abad ke-20, aplikasi ilmu gizi bergeser ke kanan dan ke kiri seperti pendulum jam. Mengikuti era penemuan-penemuan ilmiah di bidang kimia dan biologi, pendulum ilmu gizi dalam abad ke-20 telah bergeser 4 kali: dari kiri - dengan fokus protein (1950an), ke kanan- protein dan energi (1970an), kembali kekiri - zat gizi mikro (micronutrient) (1980an), kemudian kembali bergeser kekanan - keseimbangan antara zat gizi makro (protein dan energi) dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral) pada akhir 1990-an sampai sekarang.
Pergeseran pendulum berpengaruh pada cara kita menentukan masalah gizi masyarakat dan intervensinya dengan segala tantangannya. Salah satu contoh adalah apa yang disebut oleh Mc Laren akhir tahun 1970an sebagai "protein fiasco" atau kegagalan teori kekurangan protein yang mendominasi analisa masalah gizi waktu itu yang ternyata tidak benar sampai sekarang. Bergesemya pedoman makanan sehat yang dari Basic Four dan Basic Five di Amerika, yang di Indonesia dikenal sebagai Empat Sehat Lima Sempuma tahun 1950-an, menjadi "Guideline of Balance Diet" atau disingkat "Dietary/ Nutritional Guideline" sejak tahun 1980an. Di Indonesia pedoman ini baru kita kenal tahun 1995 sebagai Pedoman Gizi Seimbang, sesuai dengan kesepakatan negara-negara anggota FAQ dalam Konperensi Gizi Dunia di Roma tahun 1992.
Pedoman Basic Four/Five diciptakan di Amerika pada Era Protein hewani khususnya susu yang waktu itu dianggap sebagai penentu kualitas atau mutu suatu hidangan. Karena itu muncullah anggapan susunan makanan baru sempuma apabila ada susu (di Indonesia dikenal sebagai Lima Sempurna). Setelah pendulum ilmu gizi bergeser ke zat gizi mikro, tahun 1990an, ditekankan pentingnya keseimbangan antara semua zat gizi (ma~ro dan mikro). Perhatian tidak lagi dipusatkan hanya pada masalah kekurangan protein. Sejak itu diperkenalkan pedoman gizi seimbang seperti disebut di muka. Dalam makalah ini juga diuraikan sepintas sejarah perkembangan pedoman gizi seimbang secara global.
Makalah juga menyimpulkan adanya masalah dan kesuhtan bagi llmu gizi dan profesi gizi d1 Indonesia untuk mengejar ketertinggalannya dari perkembangan di negara lain, tidak usah dengan Amerika atau Jepang, tetapi dengan negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, Singapore, dan Pilipina. Makalah juga menyarankan agar profesi gizi di lndo_nesia membenahi diri sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan kedepan, dan tidak terpukau pada apa yang diketahui dan dipelajari selama ini yang sebagian mungkin sudah usang.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
PERKEMBANGAN ILMU GIZI DAN TANTANGANNYA BAGI PROFESI GIZI. (2023). TEMU ILMIAH NASIONAL PERSAGI, 1, 116-125. https://www.tin.persagi.org/index.php/tin/article/view/131
Section
2. PLENO TIN PERSAGI TAHUN 2005

How to Cite

PERKEMBANGAN ILMU GIZI DAN TANTANGANNYA BAGI PROFESI GIZI. (2023). TEMU ILMIAH NASIONAL PERSAGI, 1, 116-125. https://www.tin.persagi.org/index.php/tin/article/view/131

References

-